I. KARAKTERISTIK USAHA DALAM BIDANG PANGAN
Mengembangkan usaha dalam bidang pangan, baik berupa produk mentah,
bahan setengah jadi maupun produk jadi
merupakan kegiatan yang memiliki prospek
sangat baik. Hal ini disebabkan oleh karena
selama manusia
hidup akan selalu
memerlukan pangan untuk kebutuhan fisiknya.
Jadi usaha dalam bidang pangan
orientasinya bisa seumur hidup.
Permasalahannya adalah dalam mengembangkan usaha bidang pangan ini
banyak kendala yang dihadapi, mulai dari
ketersediaan bahan baku,
aspek kesehatan,
periode waktu atau umur konsumsi hingga
cara penanganannya.
Penyajian produk pangan yang tidak memenuhi
syarat utama yaitu aspek kesehatan
sudah barang tentu tidak akan menarik di
mata konsumen.
Ada beberapa
karakteristik umum yang dapat dijadikan dasar dalam
pengembangan produk pangan, antara lain
yaitu :
1.
Lama konsumsi dari bahan pangan
2.
Variabilitas bahan untuk diolah dari satu produk ke produk yang lain
3.
Cara penyimpanan dan penyajian
4.
Kesesuaian dengan standar yang ditetapkan
5.
Penampakan produk dalam rangka menarik minat konsumen
6.
Aspek lingkungan pemasaran
Semua faktor di atas akan berdampak pada keberhasilan dalam pemasaran
produk kepada konsumen. Idealnya produk
pangan yang akan dipasarkan memiliki
umur konsumsi yang lama, mudah diolah
menjadi berbagai macam produk, mudah
dalam mengolah dan menyajikannya, tidak
sulit dalam menyajikan kemasannya,
memenuhi standar yang berlaku umum untuk
produk pangan terutama yang
menyangkut kesehatan dan dapat dipasarkan
di berbagai tempat.
Untuk mendapatkan produk pangan yang ideal tersebut tidak mudah, oleh
karena tidak semua bahan memiliki
karakteristik yang sama, yang pada akhirnya akan
membawa konsekuensi kepada biaya produksi
dan cara penyajiannya.
Hal
lain yang juga perlu diperhatikan dalam kaitannya dengan aspek pemasaran
produk adalah strategi pemasaran yang
bagaimana yang akan dipilih oleh perusahaan
dalam kaitannya dengan produk yang dibuat.
Berkaitan dengan hal ini seorang ahli
strategi usaha yakni Porter (1985)
mengemukakan bahwa pada dasarnya ada 3 strategi
penting untuk mendapatkan kesuksesan dalam
bidang pemasaran produk, yaitu : 2
1.
Keunggulan dalam biaya / ongkos (cost leadership). Pemasaran produk
dengan
mengandalkan keunggulan dalam biaya,
misalnya menjual produk dengan harga
yang murah namun dengan kualitas yang baik.
Hal ini bisa dilakukan karena
perusahaan mampu menghemat biaya produksi
dalam proses produksi, baik pada
pemilihan bahan baku, proses, kemasan maupun biaya untuk
tenaga kerja.
2.
Keunggulan karena adanya ciri pembeda atau keunikan dari produk yang
dibuat
(diferensiasi). Strategi ini menekankan
pada aspek keunikan pada produk yang
dipasarkan, baik penekanan pada merk,
bentuk, logo, kualitas atau image dari
produknya itu sendiri. Untuk strategi ini
biasanya diikuti dengan biaya yang tinggi.
Sebagai contoh misalnya : Bila orang
membeli produk ayam goreng cepat saji dari
“Mbok Berek” tentu orang akan merasakan
kelezatannya dan ciri khas pada sajian
bumbu dan aromanya. Namun untuk itu
diimbangi dengan harga produk yang lebih
mahal dari produk ayam goreng biasa.
3.
Keunggulan karena memfokuskan pada target atau segmen pasar tertentu.
Strategi
ini mengandalkan pada suatu fokus tertentu,
misalnya hanya mengkhususkan pada
segmen pasar “balita” dan produknya berupa
minuman tambahan atau supplemen
untuk menambah gizi.
Ke
tiga model strategi yang dapat ditempuh tersebut pada akhirnya akan
menentukan karakteristik produk yang akan
dibuat hingga perencanaan investasi dan
produksinya.
II. FAKTOR PENGHAMBAT PERTUMBUHAN INDUSTRI
RUMAHAN DI INDONESIA
Porter (1985) mengemukakan bahwa dalam memulai kegiatan usaha perlu
diperhatikan beberapa elemen penting yang
dinamakan dengan rantai nilai (value chain)
dari suatu usaha. Rantai nilai kegiatan
usaha yang dimaksud seperti yang
dideskripsikan pada Gambar 1.1.
Pendukung
Logistik
Manajemen
produksi
Sistem
distribusi
Pemasaran
Pelayanan
pada
pelanggan
Gambar 1.1. Rantai Nilai Kegiatan
Usaha 3
Pendukung logistik (supplier) merupakan unsur penunjang utama dalam
kegiatan
usaha yang terutama bergerak dalam bidang
produksi barang. Keberhasilan suatu
usaha yang memproduksi barang sangat
ditentukan oleh pengelolaan sistem produksi
dan hubungannya dengan pemasok bahan baku atau logistik.
Manajemen produksi dalam hal ini merupakan faktor utama yang menentukan
jalannya roda usaha produksi barang.
Sedangkan sistem distribusi merupakan bagian
penyalur barang yang telah dibuat pada
tingkat penyaluran barang dalam jumlah yang
banyak sebelum sampai kepada pelanggan atau
pemakai. Untuk dapat menyampaikan
barang yang telah diproduksi diperlukan
adanya jaringan pemasaran pemasaran yang
memadai sebagai kepanjangan tangan jaringan
distribusi. Barang yang diproduksi dan
dipasarkan tidak akan bertahan lama untuk
tetap diminati oleh pemakai apabila aspek
pelayanan kepada pelanggan (service &
maintenance) diabaikan.
Melihat keterkaitan diantara variabel yang satu dengan variabel lainnya
dari
rantai nilai kegiatan usaha tersebut,
dapatlah dipahami bahwa kebanyakan perusahaan-
perusahaan yang bertaraf internasional
berhasil dalam menjalankan usahanya karena
mereka mampu menjalankan seluruh variabel
yang ada pada rantai nilai tersebut.
Kondisi ini berbeda dengan kebanyakan
perusahaan di Indonesia,
dimana masih
banyak diantara perusahaan tersebut yang
belum dapat memadukan semua variabel
rantai nilai menjadi satu kesatuan yang
utuh dan terintegrasi sehingga menciptakan
suatu usaha yang kuat. Sebagai contoh kasus
misalnya pada bidang agribisnis.
Kebanyakan kegiatan usaha agribisnis sudah
mampu mengelola sistem produksi
(manajemen produksi) dengan baik, namun
ketergantungan produsen pada pemasok
(supplier) baik itu pupuk, benih atau
sarana produksi lainnya maupun kepada jaringan
distribusi dan pemasarannya masih lemah.
Dengan demikian tidaklah mengherankan
kalau produsen produk-produk pertanian
(petani) seringkali menjadi obyek penderita
bagi pemasok dan spekulan yang
bergerak di sektor distribusi, pemasaran
dan
pelayanan pelanggan. Artinya pelaku
agribisnis belum dapat mengintegrasikan kesemua
variabel rantai nilai menjadi satu kesatuan
yang saling tergantung dan bekerjasama
saling menguntungkan.
Beberapa faktor penghambat usaha industri rumahan secara umum dapat
diidentifisikasi sebagai berikut :
1.
Inovasi dalam pengelolaan usaha masing terbatas, padahal salah satu
modal dasar
dalam kegiatan usaha adalah perlunya
kreativitas (salah satu bentuk perwujudan
dari adanya kreativitas adalah melalui
inovasi). 4
2.
Motivasi dalam kaitannya dengan pengembangan usaha masih belum jelas dan
orientasinya masih tertuju pada tujuan
jangka pendek. Dengan demikian
kebanyakan usaha (khususnya usaha kecil /
industri rumahan) yang ada di
Indonesia
seringkali tidak dapat bertahan lama hingga ratusan tahun, tidak seperti
halnya yang banyak di jumpai pada
perusahaan di luar negeri yang dapat diwariskan
hingga beberapa generasi.
3.
Keterbatasan dalam pengusahaan ilmu pengetahuan dan teknologi.
4. Iklim berwirausaha belum kondusif
terutama yang menyangkut kebijakan
pemerintah, sistem pendidikan dan
lingkungan dunia usaha pada umumnya.
5. Kegiatan wirausaha yang ditangani lebih
banyak tertumpu pada satu kegiatan
tertentu saja dan sifatnya rutin. Sedangkan
menurut konsep rantai nilai kegiatan
usaha, sebenarnya banyak peluang usaha
dapat diciptakan dengan tidak hanya
tertumpu pada bidang produksi saja.
6.
Belum tersedianya sistem informasi pasar produk yang baik, sehingga
penjual dan
pembeli seringkali menemui kesulitan dalam
memenuhi keinginannya. Kalaupun ada
diperlukan upaya dan biaya yang besar
(ekonomi biaya tinggi). Sebagai contoh
misalnya : informasi yang menyangkut
bagaimana mengurus perijinan suatu usaha,
cara membayar pajak, prosedur ekspor
barang, dsb.
7.
Makna filosofi sosial berusaha dan etika berusaha masih belum dipahami
secara
menyeluruh oleh kebanyakan pelaku usaha.
Ini terlihat dari banyaknya kasus yang
terjadi seperti : sistem perburuhan dan
penggajian pegawai yang selalu
mengundang masalah (tuntutan kenaikan upah,
tunjangan, dsb.), sistem perbankan
dan asuransi nasional yang belum dapat
dipercaya oleh masyarakat, pembajakan
tenaga kerja atau manajer dari suatu
perusahaan ke perusahaan lain.
8.
Belum tercapainya suatu sinergi antara usaha yang satu dengan yang
lainnya
sehingga membentuk kesatuan sektor usaha
yang besar. Sebagai contoh misalnya :
Di Jepang, untuk membangun industri
otomotif diperlukan peranan usaha kecil yang
memproduksi berbagai komponen pendukung
industri otomotif, dengan demikian
usaha kecil tumbuh bersama-sama industri
besarnya.
9.
Belum berkembangnya filosofi menguntungkan semua pihak (win-win
philosophy),
mengingat kegiatan usaha memungkinkan
terjadinya pertukaran nilai (baik nilai
barang, nilai uang, nilai estetika, dsb).
Untuk menciptakan kondisi tersebut perlu
diupayakan budaya kewirausahaan yang
memiliki dasar-dasar kepribadian yang 5
baik, seperti : Jujur, dapat dipercaya
(menyampaikan pesan dan amanat dengan
baik), cerdas dan dapat mengelola dengan
baik (keterampilan manajerial yang baik).
III. ASPEK PENTING DALAM PERENCANAAN USAHA
Pada saat seseorang memutuskan untuk memulai usahanya, maka pada saat
itu
pula ia harus dapat merencanakan kegiatan
usahanya dengan baik. Kesalahan dalam
perencanaan merupakan suatu langkah awal
menuju kegagalan.
Kegiatan perencanaan usaha setidaknya mengikuti beberapa tahapan, antara
lain :
1.
Menganalisis situasi yang berhubungan usaha yang akan dilakukan.
Pada tahapan ini perlu diketahui situasi
dan kondisi pasar yang akan dijadikan obyek
usaha, baik yang menyangkut produk yang
prospektif (prospek produk), lokasi,
karakteristik konsumen, segmen pasar yang
akan dirujuk dan semua aspek yang
menyangkut kemungkinan usaha apa yang
sebaiknya akan dibuat atau
dikembangkan. Sumber informasi yang dapat
diperoleh untuk mendapatkan
gambaran situasi pasar potensial dari usaha
yang akan dikembangkan antara lain :
Media massa
(koran, majalah, televisi, radio), internet, melihat langsung di lapangan
(survey pasar) atau informasi yang
diperoleh dari teman (kolega) yang mengelola
suatu usaha. Berdasarkan informasi awal
yang diperoleh maka usaha apa yang
akan dilakukan dapat segera dianalisis
kemungkinan pelaksanaan dan
kelayakannya. Perkiraan target produksi
produk dalam kaitan dengan perencanaan
usaha dapat ditentukan dengan menggunakan
pendekatan perkiraan atau hitungan
kebutuhan dari data terkait usaha bidang yang
akan dimasuki.
2.
Pemahaman tentang organisasi dan tata laksana perusahaan.
Kegiatan berikutnya yang harus dilakukan
sebelum memulai berwirausaha adalah
bekal pemahaman tentang bagaimana
menjalankan suatu usaha baik dari segi
pembentukan badan usaha (organisasi usaha),
manajemen organisasi usaha
maupun pengetahuan tentang manajemen
keuangannya. Dalam tahapan ini
seorang wirausahawan perlu mengetahui dan
menguasai beberapa aspek penting
dalam pengelolaan usaha seperti : 6
a.
Bagaimana menentukan harga pokok dan harga jual produk, penentuan volume
produksi
(bila produk tersebut diproduksi sendiri) dan perhitungan
titik impas
usaha, sistem pembukuan keuangan.
b.
Pengetahuan tentang konsep
bunga uang (cara hitung bunga) yang
diperlukan dalam menentukan seberapa besar
tingkat keuntungan perusahaan
dapat diperoleh dan untuk antisipasi
kegiatan usaha yang sistem keuanganya
melibatkan perbankan (misalnya modal
diperoleh dari pinjaman bank).
c.
Kemampuan dalam menganalisis alternatif usaha yang paling menguntungkan
sehingga usaha yang dilakukan dapat
berjalan dengan baik dan dalam jangka
waktu yang lama atau bisa dialih
generasikan.
d.
Bagaimana cara menjalin kemitraan dengan berbagai pihak terkait dengan
dunia
usaha, baik itu bank, koperasi, dinas
instansi terkait, lembaga riset &
pengembangan. Dengan demikian pengetahuan
dan keterampilan membuat
proposal dan teknik negosiasi sangat
dipelukan.
3.
Melakukan studi kelayakan usaha
Sebagai tahapan akhir dari kegiatan
perencanaan usaha adalah menganalisis
kelayakan ekonomi dari usaha yang akan
didirikan. Bekal pengetahuan dasar
sebelumnya akan dapat menunjang dalam
melakukan analisis kelayakan ekonomi
kegiatan usaha. Untuk menganalisis
kelayakan ekonomi dari suatu diperlukan
perkiraan pendapatan dan pengeluaran biaya
yang akan terjadi seandainya usaha
tersebut jadi dilaksanakan. Oleh karena
pada tahapan ini baru berupa perencanaan,
maka dalam analisisnya diperlukan harga
atau nilai-nilai perkiraan. Apabila
kriteria
kelayakan ekonomi terpenuhi, maka kegiatan
usaha dapat dilakukan.
4.
Mengelola sistem produksi dalam berusaha dengan cara yang efektif dan
efisien
Kegiatan ini terkait dengan bagaimana
memadukan unsur Manusia, Mesin, Material
(bahan baku), Metode Kerja, Modal Kerja, dan
Memasarkan Produk dengan seefektif
dan seefisien mungkin.
5.
Menjaga usaha yang dilakukan agar berkesinambungan dengan mengacu pada
kaidah 3K yaitu : KAPASITAS, KUALITAS dan
KONTINYUITAS.
Kaidah ini mengandung makna bahwa usahakan
kegiatan usaha selalu memenuhi
kapasitas standar bagi pemenuhan target
produksi yang direncanakan dengan tidak
melupakan unsur kualitas produk yang baik
dan terjaga (kesehatan, penampakan,
aman, dan manfaat) serta dapat diproduksi
secara kontinyu (berkesinambungan).
7
IV. ASPEK PEMASARAN
Beberapa hal penting yang perlu
diperhatikan dalam pemasaran produk antara lain
1.
Target Market atau Sasaran Pasar. Sasaran Pasar adalah sekelompok konsumen
yang agak homogen (serupa) yang menjadi sasaran pemasaran.
2.
Bauran Pemasaran yang meliputi ;
1. Produk
: Barang fisik, Jasa, Tampilan,
Tingkat mutu, Asesoris dll.
2. Tempat
: Tujuan, jenis saluran, lokasi
penjualan dll.
3. Promosi : Cara-cara untuk menyampaikan pesan / memperkenalkan produk.
4. Harga
: Nilai yang harus dibayar /
diganti sehubungan dengan penjualan
barang / jasa oleh
konsumen.
Ada 4 (empat) jenis peluang utama dalam pemasaran, yaitu :
a.
Pengembangan Pasar (Market
development)
= upaya meningkatkan penjualan produk
sekarang dengan pasar baru.
b.
Pengembangan Produk (Product Development)
= upaya menawarkan produk
baru atau produk yang
ada ditingkatkan pada pasar
yang sekarang.
c. Penetrasi Pasar (Market penetration)
= upaya
meningkatkan penjualan produk
yang sudah dimiliki diantaranya dengan
melalui bauran pemasaran yang lebih
agresif.
d.
Diversifikasi (Diversification)
= upaya
penganekaragaman usaha
8
PERENCANAAN PEMASARAN
Analisis Lingkungan
Analisis Sumberdaya dan Kompetensi
Penentuan Misi dan Tujuan Usaha
Strategi Usaha
Strategi Bauran Pemasaran
Tujuan Produk
ANALISIS SITUASI
Analisis Pasar
Analisis Kompetisi
Pengukuran Pasar
Analisis Profi tabil itas dan Produkt
ivitas
PROGRAM DAN STRATEGI PEMASARAN
Strategi Pemasaran
Pengembangan Produk
Kebijakan Harga
Periklanan (Advert ising)
Promosi Penjualan
Distribusi dan Penjualan
KOORDINASI DAN PENGENDALIAN
Pengorganisasian dan Pengelolaan
Pemasaran dan Aktivitas Penjualan
Rencana Pemasaran Tahunan
Garis Putus : Aliran Umpan Balik Proses
Garis Sambung : Aliran Proses
Gambar 1.1. Proses Perencanaan Pemasaran
dan
Manajemen Pemasaran 9
V. STUDI KASUS PADA PRODUKSI DAN PEMASARAN
PRODUK MAKANAN
Permasalahan yang umum terjadi pada sentra
produk makanan, khususnya industri
rumahan :
A. DARI SISI PRODUKSI
ƒ
Usaha dengan kapasitas terbatas
ƒ
Kualitas belum memenuhi cara
pembuatan makanan olahan yang baik sesuai
standar kesehatan (dilihat dari metode
kerja, bahan pewarna makanan, cara
penanganan bahan dan cara pengolahan serta
penyimpanan)
ƒ
Belum dapat mempertahankan kontinyuitas dalam berproduksi karena erat
kaitannya
dengan kondisi pasar produk
ƒ
Masih terbatasnya permodalan
ƒ
Peralatan pendukung terbatas
ƒ
Pengetahuan kreativitas olahan produk belum dikembangkan lebih jauh
(terbatas
pada keterampilan satu atau dua model
produk saja dari jenis bahan yang sama)
ƒ
Orientasi pasar belum sepenuhnya dipahami karena keterbatasan akses
informasi
ƒ Manajemen usaha dan sistem keadministrasian
perlu pengembangan dan
pembenahan lebih lanjut
B. DARI SISI PEMASARAN
ƒ
Informasi pasar belum memadai
ƒ
Penetapan skala ekonomi produk masih kurang diperhatikan karena alasan
permodalan
ƒ
Penyajian produk belum memadai, baik dari segi bentuk, ukuran, warna,
kemasan,
rasa dan aroma. Padahal ini merupakan
faktor penting dalam memperluas
jangkauan pasar dan meminimalkan
kemungkinan ketidak lakuan produk di pasaran
(karena adanya diversifikasi produk).
ƒ
Motivasi, inovasi dan kreativitas dalam memperluas jangkauan pasar masih
perlu
dikembangkan
ƒ
Keterkaitan dengan media penyampai informasi pasar masih terbatas (misal
: jalinan
penyampaian informasi produk melalui koran,
radio, televisi dan media massa
serta
media promosi lainnya)
ƒ
Lemahnya dukungan usaha yang lebih besar dan usaha yang masuk dalam
rantai
produksi terhadap usaha / industri rumahan
ini. 10
Alternatif solusi yang mungkin dapat
dilakukan dalam jangka panjang, antara lain :
ƒ
Membentuk jalinan kemitraan diantara pelaku usaha (berbagi pengetahuan
dan
keterampilan, tukar dan insentif atas hak
rahasia dagang atau temuan)
ƒ
Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam manajemen usaha,
produksi
dan pemasaran
ƒ
Membentuk asosiasi usaha untuk bergabung dalam jaringan pemasaran
bersama
ƒ
Melakukan ekspose / promosi melalui pameran atau gelar produk pada
berbagai
kesempatan
ƒ
Bila memungkinkan menyampaikan informasi produk melalui iklan di media massa
ƒ
Melakukan pendekatan kelembagaan dengan media informasi (media massa) dalam
menunjang pemasaran produk
ƒ
Diversifikasi produk olahan pangan sehingga dihasilkan berbagai jenis /
macam
makanan.
ƒ
Memberikan tampilan produk yang lebih baik melalui kemasan dan cara
penyajian
yang menarik selera konsumen.
ƒ Mendaftarkan produk ke lembaga
standarisasi/registrasi produk sehingga
memberikan jaminan atas kualitas produk
yang dihasilkan.
ƒ
Mengadakan forum diskusi dan konsultasi mengenai aspek manajemen usaha
dan
pemasaran produk dengan BDS/LPB, Dinas instansi
terkait (Koperasi, perindustrian
dan perdagangan, lembaga keuangan),
perguruan tinggi dan lembaga riset &
pengembangan lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Buchari Alma, 1999. Kewirausahaan. Panduan Perkuliahan. Penerbit Alfabeta
Bandung.
2.
Porter M.E., 1985. Competitive Advantage. Creating
and Sustaining Superior
Performance. The Free Press. A Division of
Macmillan Inc. New York
3. Roni Kastaman, 2000. Pengantar Ekonomi
Teknik. Modul Tutorial. Jurusan
Teknologi Pertanian. Fakultas Pertanian.
Universitas Padjadjaran. Bandung.
4.
Schwartz, 1978. The
Magic of Thinking
Big. Alih Bahasa
oleh Sumantri
Mertodipuro. Penerbit Gunung Jati. Jakarta
5.
Steinhoff D., John
F. B., 1993. Small Business
Management Fundamentals.
International Editions. Mc Graw Hill Book
Company. Singapore.
Betway Canada: Review, Welcome Bonus & Sportsbook Review
BalasHapusWelcome bonuses and sportsbook 우리카지노 service. It offers a mobile app and a mobile app. Betway is an operator of high-quality betting Rating: 7/10 · Review by theKingofDealer